Pemanasan Pemanjatan

PEMANASAN PEMANJAT

Pemanasan merupakan awal dari aktivitas olahraga, termasuk olahraga panjat tebing Dan bentuk dari pemanasan itu bermacam-macam, antara lain peregangan. Sedangkan metode peregangan terdiri dari tiga macam yaitu  :
·         Metode statis, masyarakat umum mengenalnya dengan istilah  stretching.
·         Metode dinamis, dikenal dengan istilah senam  pemanasan. 
·         Metode pasif, peregangan yang dibantu orang lain. 
Dengan melakukan stretching kita akan mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu  :
·         Otot akan siap menerima beban tambahan yang lebih berat  lagi. 
·         Membantu koordinasi kerja otot agar dapat lebih mudah untuk bergerak. 
·         Memperluas daya gerak dari persendian otot. 
·         Mempermudah gerak yang akan dilakukan . 
·         Tindakan preventif untuk mencegah terjadinya cedera pada otot dan sendi. 
·         Menghindarkan rasa sakit pada otot, setelah latihan yang berat
·         Selama gerakan stretching dilakukan maka hanya otot-otot  yang bersangkutan saja yang ,menerima beban, sedangkan  otot antagonistisnya tidak. 
Metode statis lebih sedikit memakai energi, jika di bandingkan dengan metode dinamis.
Sistem Pengaman
Anchor (dibaca : angker) atau tempat untuk berkait seperti jangkar kapal namun dalam rock climbing disebut pengaman adalah alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali dimasukkan pada anchor melalui carabiner sehingga pemanjat dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua jenis anchor :
1.       Natural anchor, bisa berupa pohon, lubang tembus, tonjolan batu yang menyerupai tanduk (horn).
2.       Artifisial anchor, adalah anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh pemanjat sebagai pengaman. Bentuk dan modelnya disesuaikan dengan cacat batuan contohnya chock, friend, piton dan lain-lain.
Penempatan runner pada sebuah jalur tujuannya adalah untuk mengurangi akibat jatuh yang sangat fatal, maka penempatan runner pada jarak-jarak tertentu di tebing perlu dilakukan. Menempatkan runner sebanyak mungkin berarti memperkecil fall factor (resiko pemanjat jatuh dengan tali yang terulur).

 

 
Seorang leader yang jatuh tanpa memasang anchor atau runner sebelumnya mempunyai fall factor dua. Jatuhnya sangat membahayakan karena belayer akan sulit sekali menahannya, kendati jatuhnya tidak terlalu jauh. Beban yang harus ditahan belayer sangat berat dan hanya bisa dikurangi apabila tali yang tersangkut pada runner atau anchor meredamnya dengan daya lentur yang dimiliki tali. Semakin kecil fall factor semakin aman dan ringan beban yang diterima belayer sebagai pengaman leader. Perhitungan penempatan anchor atau runner setiap tiga atau empat meter adalah tindakan yang tepat dan aman. Perhatikan juga friksi tali dari tepian tebing yang tajam, terjepit ke dalam celah dan berbelok-belok yang menyebabkan tercerai berainya anchor atau runner.
Seorang pemanjat tebing juga harus mempunyai pengetahuan tentang masa pakai alat, frekuensi pemakaian, prestasi alat, karakteristik dan cara kerja alat. Kecelakaan yang ada sangkut pautnya dengan pralatan lebih banyak terjadi karena kesalahan pemakaian (human error), bukan unjuk kerja (performance) alat. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan pada panjat tebing sebagian besar disebabkan dalam penguasaan teknik dan peraltan, jika semua prosedur pemanjatan sudah dilakukan dengan benar resiko buruk akibat jatuh dapt diperkecil.
Catatan :
Leader adalah pemanjat pertama yang melakukan pemanjatan atau membuka jalur pemanjatan. Pada tahap menjadi seorang leader, seorang pemanjat harus sudah menguasai dan terampil dalam semua teknik yang ada dalam rock climbing. Belayer (Ground and Hanging) adalah cara atau teknik dasar untuk persiapan penyelamatan pada pemanjat pertama untuk menambah ketinggian. Cara atau teknik ini harus dikuasai oleh seorang pemanjat selain dapat menambah ketinggian dan keamanan belayer itu sendiri.
Manajemen Tali (Rope Management)
Untuk pemanjatan dalam panjat tebing (rock climbing) pada umumnya ada dua macam, yaitu :
1.       Pemanjatan dengan tali tunggal, pemanjatan yang menggunakan satu tali utama.
2.       Pemanjatan dengan tali ganda, pemanjat yang menggunakan dua tali utama.
Kedua teknik ini pada intinya mengenai penggunaan tali pemanjatan dan penguasaan tentang tali-tali dalam suatu kegiatan rock climbing. Dalam pelaksanaan rock climbing semua unsure pengaman bagi pemanjatan baik yang ada pada pemanjat ataupun yang dipasang di tebing harus menyesuaikan simpul dan tali. Penempatan dari ketrampilan tali-temali ini harus menggunakan simpul yang tepat dan efektif, agar dapat membantu menolong diri sendiri ataupun teman.
Manajemen Pemanjatan (Climbing Management)
 
Dalam suatu kegiatan olahraga alam bebas, mengetahui medan dengan perencanaan adalah suatu hal yang sangat penting. Bidang panjat tebing ini memerlukan urutan, tata cara dan prosedur yang tepat agar menjamin lancarnya pemanjatan, serta memudahkan pengaturan.
Langkah-langkah dalam pemanjatan :
http://salamannennungeng.blogspot.com/2012/08/panjat-tebing.html

1 komentar: